NEGARI PRAMBANAN

Monday 11 June 2012
Beberapa saat kemudian, Pak Sondong (Ki Buto locaya) meneruskan ceritannya,”Beginilah ceritera tentang Negari Prambanan. Yang menjadi raja di Prambanan adalah Prabu Dewatasari.Sang raja berputra lima orang. Kelima-limanya lelaki semua dan menjadi raja semua. Yang tertua bernama: Prabu Among Tani.Kedua,Prabu Sandang Garba.Ketiga, Prabu Karung Kala. Keempat Prabu petung Malaras dan yang kelima (bungsu) adalah Sri Sendayu. Prabu aamong tani menjadi pemimpin atau raja orang tani atau petani.Prabu Sandang garba menjadi raja orang yang berdagang atau kaum pedagang.kerajaannya di daerah Jepara. Sampai sekarang pedagang dari jepara tetap memuja Prabu Sendang Garba sambil memohon agar perdagangannya lancer selamat dan berhasil. Prabu Karung Kala menjadi raja kaum pembantai ternak (pemburu).Prabu Petung Malaras menjadi raja orang yang menyadap nira,atau penyadap nira. Prabu Sri Sendayu diperintahkan untuk menggantikan ayahnya menjadi raja di Prambanan. Kakak-kakaknya berada di bawah pemerintahan Sri Sendayu raja Prambanan, atau raja Sri Jentayu. Raja Prawatasari lalu moksa.” Ki Dermakanda bertanya,”Apakah raja Prambanan itu raja yang bernama Prabu Baka yang suka makan daging manusia?” Pak Sondong (Buta Locaya) langsung menjawab,”Ya.” Kemudian Ki Dermakanda bertanya lagi.”Mengapa sang raja suka makan rakyatnya, pada hal sama-sama manusiannya?” Pak sondong (Ki Buta Locaya) menjawab,”YA”,beginilah asal mula ceritannya. Sesungguhnya yang disebut Prabu Baka itu seorang wanita,permaisuri raja Prambanan yang tua, yaitu prabu Prawatasari, yang sudah saya ceritakan tadi. Permaisuri itu titisan Buta Nyai yang melamar Prabu Jayabaya yang kemudian tewas dikeroyok oleh penduduk di Kadhiri. Sabda Prabu Jayabaya terjadi sungguh-sungguh.Mengapa suka memangsa manusia? Karena Sang permaisuri titisan raksasa wanita yang bernama Ratu Baka.Kemudian Ratu Baka itu disebut juga Rara Jonggrang. Diberi nama Rara Jongggrang karena ia sangat tinggi. Tingginya melebihi tinggi rata-rata orang lain. Wajahnya sangat cantik. Ia merupakan wanita tercantik di Pulau Jawa pada saat itu. Ia berputra seorang pria. Setelah mempunyai putera, Rara Jonggrang lalu suka makan manusia. Itulah asal mula timbulnya sebutan Prabu Baka. Perbuatannya itu kemudian diketahui oleh sang Prabu, Rara Jonggrang lalu diusir. Rara Jonggrang lalu pergi ke hutan Ponorogo dan kemudian menetap di sana. Setelah Rara jonggrang pergi, raja memerintahakan untuk membuat patung Rara Jonggrang yang terbuat dari batu. Gunanya untuk mengenang hadirnya Rara Jonggrang di situ dan sempat menjadi permainsuri raja. Disamping itu patung tersebut digunakan untuk menghibur putera sang raja yang masih kecil apabila menangis dan menannyakan ibunya. Sampai sekarang wanita suku bangsa Jawa yang pantas dihormati diberi sebutan Nyai sebab meniru sebutan Rara Jonggrang atau ratu Baka tersebut diatas.” Ki Dermkanda kemudian bertanya, “Ratu Baka itu berputra berapa orang?” Pak Sondong menjawab, “hanya seorang putra laki-laki, seprti setelah uraikan terdahulu. Setelah Prabu Prawatasari (ayah Prabu Sri Jentayu) mangkat, ia menggantikan ayahnya menjadi raja di Prambanan dan bergelar Prabu Sri Gentayu. Ia berputra lima orang.yang tertua seorang putri bernama Rara Suciwanungsanya, bersumpah tiada mau kawin, (wadat,bahasa Jawa). Kesukaannya bertapa. Yang kedua, laki-laki bernama Raden Lembu Amiluhur. Ketiga,laki-laki bernama Raden Lembu Amerdadu. Yang keempat, laki-laki yang bernama Raden Lembu Pangarang dan yang bungsu juga laki-laki bernama Raden Lembu Amerjaya. Atas kehendak sang Prabu keempat puteranya dijadikan raja. Masing-masing ditetapkan untuk menjadi raja. Raden Lembu Amiluhur menjadi raja di Jenggala bergelar Prabu Dewa Kusuma. Raden Lembu Amerdadu menjadi raja di Daha bergelar Prabu Pujaningrat. Raden Lembu Pangarang menjadi raja di Ngurawan dan bergelar Prabu Pujadewa.Raden Lembu Amerjaya di angkat menjadi raja di Panaraga,bergelar Prabu Puja Kusuma. Dari keempat raja yang tertinggi kekuasaanya ialah raja di Jenggala. Kerajaan Prambanan lalu musnah, dan tak pernah menjadi kerajaan lagi sampai sekarang. Mengenal pendeta Rara Suciwanungsanya, dia selalu mendatangi dan menengok saudara-saudaranya. Jika kebetulan datang di Jenggala beliau bermalam di padepokan Desa Kandairen.”

0 comments:

Powered by Blogger.